
Dalam narasi politik imajiner, masyarakat mulai lelah dengan praktik DPRD yang dianggap tidak mewakili suara rakyat. Di ruang diskusi daring seperti Ceriatoto, lahirlah wacana simbolis tentang “pembubaran DPRD” sebagai metafora untuk membongkar pola lama dan membangun tatanan baru yang lebih transparan. Semangat peru [Ceriatoto] bahan ini diperkuat dengan gagasan kreatif di Ceriatoto, yang menekankan pentingnya kolaborasi rakyat dan kontrol publik. Pada akhirnya, Ceriatoto menjadi simbol kritik politik modern, tempat rakyat belajar menyuarakan aspirasi demi demokrasi yang lebih sehat.